Minggu, 30 November 2014


Melati Harapan yang Mulai Layu


Terpana memandang  kesahajaan kasih yang tercuat
Membelai tubuh, menentramkan jiwa dari bisikan kematian
Segala perbuatan dan tutur kata, seolah menghipnotis mata
Dan engkau tuntun kami mencapai kesembuhan raga
Kepercayaan akan totalitasmu bagai menara yang tinggi tak diragukan
Namun,itu dulu
Kemana senyumanmu yang kau tebarkan tatkala kita berpapasan?
Kemana kemuliaan hati yang dulu sempat dieluhkan?
Kini sikapmu seakan mengacuhkan
Padahal kau adalah perawat yang mengabdi dengan keikhlasan

Terkadang untuk mencintai suatu hal yang awalnya tidak berarti dalam kehidupan  kita adalah suatu hal yang berat, apalagi hal itu menyangkut hidup dan mati seseorang pasti  membuat kita lebih terbebani lagi. Pada mulanya penulis merasa bahwa perawat adalah pekerjaan yang sepele dengan bayaran yang rendah dan kerjaannya hanya merawat,memandikan, mencatat perkembangan pasien,memasang kateter, dan menggantikan selang infus,hal ini dirasa kurang menantang dan berarti, penulis menambahkan bahwa  kebanyakan mahasiswa baru keperawatan, tidak sepenuhnya menginginkan menjadi lulusan keperawatan, mereka lebih senang bila bisa menjadi dokter dengan alasan gaji besar,  bisa ijin buka praktik , dan merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi orang tua mereka bila memiliki anak lulusan fakultan  kedokteran,terbukti sudah ada beberapa mahasiswa baru yang di awal semester menghilang tanpa kabar, tahu-tahu dinyatakan pindah perguruan tinggi . Telah menjadi hal yang wajar bila para mahasiswa baru menjadikan perawat sebagai pilihan nomor sekian, akan tetapi dengan berselangnya waktu, penulis mulai menyadari akan hakikat sebenarnya dari seorang perawat secara tidak langsung melalui berbagai pengajaran para dosen dan pengalaman susahnya praktik di rumah sakit dari kakak tingkat, ternyata membukakan mata penulis mengenai fungsi perawat sesungguhnya. Lebih lanjutnya akan kita bahas arti perawat dimata penulis, setelah sekian lama meremehkan pekerjaan seorang perawat, namun dalam perkembangannya perawat di masa sekarang terlihat mulai melupakan tugas utama mereka dan mulai mengacuhkan pasien mereka, apa yang membuat hal itu dapat terjadi?.
Dalam dunia medis kita pasti mengenal yang namanya perawat,  sebagai salah satu paramedis yang bekerja di rumah sakit pemerintah, swasta, maupun di puskesmas. Apasih perawat itu?, dan mengapa akhir-akhir ini sepak terjang perawat mulai menurun?, menurut pendapat penulis pribadi, perawat adalah sebuah pekerjaan yang mulia karena dilandasi dengan perasaan ikhlas mengabdikan diri merawat orang yang luka dimanapun mereka berada, perawat juga orang yang rela mengorbankan dirinya untuk menolong, menjaga, mengobati,mengasihi dan menyayangi orang-orang kritis yang berada di medan pertempuran, di daerah bencana alam, ataupun daerah yang terisolir wabah penyakit menular. Padahal mereka tidak saling kenal, namun karena rasa kepedulian yang tinggi dan sikap cinta tanah air mereka mengesampingkan perasaan jijik,ego,dan kepentingan pribadi mereka untuk turun langsung membantu meringankan beban penderitaan orang yang sedang sakit. Panasnya mentari dan dinginnya malam di tempat asing yang baru mereka kenal tidak menghilangkan semangat mereka, tidak hanya hitungan hari,minggu maupun bulan tapi terkadang hingga bertahun-tahun mereka dapat menetap disuatu tempat untuk kepentingan tugas kemanusiaan, jangan pernah menganggap hal itu mudah, jika tidak diniati dengan perasaan ikhlas dan sabar, maka mustahil banyak perawat yang mampu bertahan dalam tenda-tenda darurat tanpa kasur dan selimut yang hangat. Walaupun begitu, tidak sedikit masyarakat awam yang masih merendahkan derajat seorang perawat, mereka cenderung lebih menghormati profesi dokter dibandingkan perawat yang mana bila kita cermati pekerjaan perawat lebih banyak menyita waktu dibandingkan dengan dokter untuk persoalan merawat pasien. Seiring dengan berjalannya waktu,mulai adanya pengakuan akan keberadaan perawat dan berbagai tunjangan-tunjanganpun diberikan bagi perawat,namun hal itu seolah membutakan perawat, mereka mulai tidak peka terhadap kebutuhan pasien dan mulai menganggap merawat hanya sebagai formalitas untuk mendapatkan kehormatan dan materi.
 Akhir-akhir ini, banyak kita temui adanya perawat yang mengobrol atau ngerumpi pada saat jam kerja, ada pula kasus perawat yang tidak sabar dengan pasiennya kemudian langsung memarahi pasiennya walaupun yang mereka rawat itu masih tergolong anak-anak, terkadang kita juga menemui perawat yang cemberut pada saat melayani pasiennya atau perawat yang judes pada saat ditanya oleh pasiennya, banyak perilaku perawat yang menyimpang dari kode etik keperawatan, dimana pasien adalah nomor satu yang harus diutamakan oleh seorang perawat, perawat harus melayani pasiennya dengan baik sesuai dengan prosedur yamg berlaku. Hal itu banyak di sebabkan karena berbagai factor baik intern maupun ekstern, diantaranya karena banyaknya pasien yang ditangani oleh perawat, masalah internal seperti keluarga dan sikap pribadi , factor ketidakpuasan terhadap upah kerja yang didapat , stress dalam menghadapi tuntutan pekerjaan yang mampu membuat perawat kehilangan moodnya atau sifat merasa lebih pintar dan menganggap pasien lebih bodoh dari mereka  , namun hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk  bermalas-malasan sebagai seorang perawat kita harus menjadi contoh yang baik bagi generasi yang akan datang, sebagai perawat yang professional bekerja dengan tepat,cermat dan teliti walaupun kita dalam kondisi apapun.
Kita bisa menengok sejarah dari perawat pada jaman dahulu yang membedakan dengan perawat sekarang, untuk itu penulis merasa perlu membandingkan perawat dimasa sekarang dengan perawat tempo dulu,yang bertujuan agar perawat jaman sekarang merasa tercambuk hatinya untuk mau memahami tugas dan tanggun jawabnya sebagai seorang perawat secara profesional  pada zaman dahulu perawat masih menggunakan insting dan hanya sedikit  perawat yang belajar dari literature keperawatan yang ada karena masih terbatasnya pendidikan bagi orang biasa, itupun mereka masih belajar dari buku-buku kedokteran atau kebanyakan dari mereka belajar merawat dari dokter. Perawat di masa dahulu masih mengalami banyak hambatan baik dari segi material maupun sarana dan prasaran dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, tidak sedikit perawat yang tidak mendapatkan gaji karena pada masa itu perawat masih di golongkan tenaga sukarelawan, mereka juga mengobati pasien mereka dengan peralatan yang seadanya tetapi perpedaannya dengan perawat sekarang adalah jiwa dan naluri kemanusiaan yang terdapat dalam perawat dimasa dahulu, mereka tidak dibayar, mereka tidak mendapatkan sekolah formal dan walaupun mereka sendiri dalam keadaan bahaya mereka tetap bertahan dibarisan belakang untuk merawat korban peperangan yang terluka ditegah-tegah letusan bom,tembakan pistol yang menderu, mereka pantang menyerah membawa pasien mereka ke tempat yang aman, hamper 24 jam mereka tidak tidur, untuk memastikan apakah nyawa pasiennya masih ada atau tidak, mereka memiliki kemauan yang keras untuk membantu dengan segenap kemampuan yang mereka miliki tanpa meminta imbalan. Perawat dahulu juga mendapat makian dan perlakuan yang kasar dari masyarakat menengah keatas karena kehiduan mereka yang rata-rata pas-pasan karena upah yang tidak menentu, tapi semua hal itu dapat mereka hiraukan, mereka meyakini bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang benar menurut kata hati dan kepercayaan mereka, mereka sangat kuat dan teguh pendirian.
Kita coba melihat perawat dimasa sekarang, sungguh disayangkan segala pengorbanan yang dilakukan perawat pada masa dahulu untuk mensejahterakan generasi perawat dimasa depan seperti sia-sia, perawat dimasa sekarang kebanyakan lebih bersifat egois dan angkuh, hal ini masih dapat kita temui di beberapa RS negeri, mereka merasa diri mereka orang yang paling sibuk sehingga senyumpun tak kuasa mereka berikan, padahal apapun kondisinya kita harus mengutamakan kenyamanan pasien, walaupun memang pekerjaan perawat terhitung banyak, tetapi di zaman sekarang, tehnologi telah canggih memungkinkan perawat untuk memcari informasi dan mengerjakan tugas lebih mudah. Namun tetap saja, dengan kemudahan tersebut malah mereka selewengkan untuk membuka media sosial seperti fb, twitter dll. Masih banyak perawat zaman sekarang yang tidak menggunakan waktu luangnya untuk mendekatkan diri kepada pasien, sungguh ironis sekali.
Sebagai seorang perawat, kita harus benar-benar mampu membagi waktu dan pikiran kita untuk keluarga dan pasien yang sedang kita tangani, bila kita telah berada di Rumah Sakit, focus kita adalah bagaimana merawat pasien agar sembuh lebih cepat, pergunakan waktu luang kita untuk sesekali berkunjung untuk mengakrabkan diri kepada pasien dan keluarganya. Tanamkan sikap ikhlas dihati kita untuk menolong dan merawat pasien serta untuk selalu memberikan senyum dan keramahan kepada pasien, entah kita bekerja di bagian Rumah Sakit yang mana. Ikutilah pengabdian dan pengorbanan perawat dimasa silam, jangan pernah menjadi perawat yang dicap jelek oleh masyarakat karena kita tidak hanya membawa nama baik kita sendiri tetapi juga nama baik perawat di seluruh dunia. Jadilah melati putih yang memiliki jiwa seputih warnanya dan memiliki wangi yang harum seperti ulasan senyum yang tulus yang kita berikan kepada pasien kita, melati yang memiliki banyak manfaat seperti kita seorang perawat yang bisa bermanfaat dan membantu bagi pasien dan orang-orang disekeliling kita, melati yang di jadikan symbol kesucian seperti hati seorang perawat yang tulus membantu dengan segala kekuatan jiwa dan raga. Jangan pernah menjadi melati yang layu, yang kehilangan wangi dan warnanya, serta tidak sedap dipandang mata, ayo perawat masa depan bangsa, mari kita jadikan profesi perawat sebagai profesi yang mulia dan dikormati di sepanjang masa.




TEMA             : KEPERAWATAN
JUDUL           : MELATI HARAPAN YANG MULAI LAYU
KERANGKA KARANGAN :
A. PENDAPAT AWAL PENGARANG MENGENAI PROFESI PERAWAT
B.  PERAWAT DI MATA PENGARANG
C. FAKTOR YANG MEMBUAT PERAWAT TIDAK BEKERJA SECARA OPTIMAL
D. PERAWAT DI MASA DAHULU
E. PERAWAT DI MASA SEKARANG
F. HARAPAN PENGARANG UNTUK MASA DEPAN PERAWAT















Tidak ada komentar:

Posting Komentar