Melati Harapan yang Mulai
Layu
Terpana memandang kesahajaan kasih yang tercuat
Membelai tubuh, menentramkan jiwa dari bisikan
kematian
Segala perbuatan dan tutur kata, seolah
menghipnotis mata
Dan engkau tuntun kami mencapai kesembuhan raga
Kepercayaan akan totalitasmu bagai menara yang
tinggi tak diragukan
Namun,itu dulu
Kemana senyumanmu yang kau tebarkan tatkala
kita berpapasan?
Kemana kemuliaan hati yang dulu sempat
dieluhkan?
Kini sikapmu seakan mengacuhkan
Padahal kau adalah perawat yang mengabdi dengan
keikhlasan
Terkadang untuk mencintai suatu
hal yang awalnya tidak berarti dalam kehidupan kita adalah suatu hal yang berat, apalagi hal
itu menyangkut hidup dan mati seseorang pasti
membuat kita lebih terbebani lagi. Pada mulanya penulis merasa bahwa
perawat adalah pekerjaan yang sepele dengan bayaran yang rendah dan kerjaannya
hanya merawat,memandikan, mencatat perkembangan pasien,memasang kateter, dan
menggantikan selang infus,hal ini dirasa kurang menantang dan berarti, penulis
menambahkan bahwa kebanyakan mahasiswa
baru keperawatan, tidak sepenuhnya menginginkan menjadi lulusan keperawatan,
mereka lebih senang bila bisa menjadi dokter dengan alasan gaji besar, bisa ijin buka praktik , dan merupakan suatu
kebanggaan tersendiri bagi orang tua mereka bila memiliki anak lulusan fakultan
kedokteran,terbukti sudah ada beberapa
mahasiswa baru yang di awal semester menghilang tanpa kabar, tahu-tahu dinyatakan
pindah perguruan tinggi . Telah menjadi hal yang wajar bila para mahasiswa baru
menjadikan perawat sebagai pilihan nomor sekian, akan tetapi dengan
berselangnya waktu, penulis mulai menyadari akan hakikat sebenarnya dari
seorang perawat secara tidak langsung melalui berbagai pengajaran para dosen
dan pengalaman susahnya praktik di rumah sakit dari kakak tingkat, ternyata
membukakan mata penulis mengenai fungsi perawat sesungguhnya. Lebih lanjutnya
akan kita bahas arti perawat dimata penulis, setelah sekian lama meremehkan
pekerjaan seorang perawat, namun dalam perkembangannya perawat di masa sekarang
terlihat mulai melupakan tugas utama mereka dan mulai mengacuhkan pasien
mereka, apa yang membuat hal itu dapat terjadi?.
Dalam dunia medis kita pasti
mengenal yang namanya perawat, sebagai
salah satu paramedis yang bekerja di rumah sakit pemerintah, swasta, maupun di
puskesmas. Apasih perawat itu?, dan mengapa akhir-akhir ini sepak terjang
perawat mulai menurun?, menurut pendapat penulis pribadi, perawat adalah sebuah
pekerjaan yang mulia karena dilandasi dengan perasaan ikhlas mengabdikan diri merawat
orang yang luka dimanapun mereka berada, perawat juga orang yang rela
mengorbankan dirinya untuk menolong, menjaga, mengobati,mengasihi dan
menyayangi orang-orang kritis yang berada di medan pertempuran, di daerah
bencana alam, ataupun daerah yang terisolir wabah penyakit menular. Padahal
mereka tidak saling kenal, namun karena rasa kepedulian yang tinggi dan sikap
cinta tanah air mereka mengesampingkan perasaan jijik,ego,dan kepentingan
pribadi mereka untuk turun langsung membantu meringankan beban penderitaan
orang yang sedang sakit. Panasnya mentari dan dinginnya malam di tempat asing
yang baru mereka kenal tidak menghilangkan semangat mereka, tidak hanya
hitungan hari,minggu maupun bulan tapi terkadang hingga bertahun-tahun mereka
dapat menetap disuatu tempat untuk kepentingan tugas kemanusiaan, jangan pernah
menganggap hal itu mudah, jika tidak diniati dengan perasaan ikhlas dan sabar,
maka mustahil banyak perawat yang mampu bertahan dalam tenda-tenda darurat
tanpa kasur dan selimut yang hangat. Walaupun begitu, tidak sedikit masyarakat
awam yang masih merendahkan derajat seorang perawat, mereka cenderung lebih
menghormati profesi dokter dibandingkan perawat yang mana bila kita cermati
pekerjaan perawat lebih banyak menyita waktu dibandingkan dengan dokter untuk
persoalan merawat pasien. Seiring dengan berjalannya waktu,mulai adanya
pengakuan akan keberadaan perawat dan berbagai tunjangan-tunjanganpun diberikan
bagi perawat,namun hal itu seolah membutakan perawat, mereka mulai tidak peka
terhadap kebutuhan pasien dan mulai menganggap merawat hanya sebagai formalitas
untuk mendapatkan kehormatan dan materi.
Akhir-akhir ini, banyak kita temui adanya
perawat yang mengobrol atau ngerumpi pada saat jam kerja, ada pula kasus perawat
yang tidak sabar dengan pasiennya kemudian langsung memarahi pasiennya walaupun
yang mereka rawat itu masih tergolong anak-anak, terkadang kita juga menemui
perawat yang cemberut pada saat melayani pasiennya atau perawat yang judes pada
saat ditanya oleh pasiennya, banyak perilaku perawat yang menyimpang dari kode
etik keperawatan, dimana pasien adalah nomor satu yang harus diutamakan oleh
seorang perawat, perawat harus melayani pasiennya dengan baik sesuai dengan
prosedur yamg berlaku. Hal itu banyak di sebabkan karena berbagai factor baik
intern maupun ekstern, diantaranya karena banyaknya pasien yang ditangani oleh
perawat, masalah internal seperti keluarga dan sikap pribadi , factor
ketidakpuasan terhadap upah kerja yang didapat , stress dalam menghadapi
tuntutan pekerjaan yang mampu membuat perawat kehilangan moodnya atau sifat
merasa lebih pintar dan menganggap pasien lebih bodoh dari mereka , namun hal itu tidak bisa dijadikan alasan
untuk bermalas-malasan sebagai seorang
perawat kita harus menjadi contoh yang baik bagi generasi yang akan datang,
sebagai perawat yang professional bekerja dengan tepat,cermat dan teliti
walaupun kita dalam kondisi apapun.
Kita bisa menengok sejarah
dari perawat pada jaman dahulu yang membedakan dengan perawat sekarang, untuk
itu penulis merasa perlu membandingkan perawat dimasa sekarang dengan perawat
tempo dulu,yang bertujuan agar perawat jaman sekarang merasa tercambuk hatinya
untuk mau memahami tugas dan tanggun jawabnya sebagai seorang perawat secara
profesional pada zaman dahulu perawat
masih menggunakan insting dan hanya sedikit
perawat yang belajar dari literature keperawatan yang ada karena masih
terbatasnya pendidikan bagi orang biasa, itupun mereka masih belajar dari
buku-buku kedokteran atau kebanyakan dari mereka belajar merawat dari dokter.
Perawat di masa dahulu masih mengalami banyak hambatan baik dari segi material
maupun sarana dan prasaran dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, tidak sedikit
perawat yang tidak mendapatkan gaji karena pada masa itu perawat masih di
golongkan tenaga sukarelawan, mereka juga mengobati pasien mereka dengan
peralatan yang seadanya tetapi perpedaannya dengan perawat sekarang adalah jiwa
dan naluri kemanusiaan yang terdapat dalam perawat dimasa dahulu, mereka tidak
dibayar, mereka tidak mendapatkan sekolah formal dan walaupun mereka sendiri
dalam keadaan bahaya mereka tetap bertahan dibarisan belakang untuk merawat
korban peperangan yang terluka ditegah-tegah letusan bom,tembakan pistol yang
menderu, mereka pantang menyerah membawa pasien mereka ke tempat yang aman,
hamper 24 jam mereka tidak tidur, untuk memastikan apakah nyawa pasiennya masih
ada atau tidak, mereka memiliki kemauan yang keras untuk membantu dengan
segenap kemampuan yang mereka miliki tanpa meminta imbalan. Perawat dahulu juga
mendapat makian dan perlakuan yang kasar dari masyarakat menengah keatas karena
kehiduan mereka yang rata-rata pas-pasan karena upah yang tidak menentu, tapi
semua hal itu dapat mereka hiraukan, mereka meyakini bahwa apa yang mereka
lakukan adalah hal yang benar menurut kata hati dan kepercayaan mereka, mereka
sangat kuat dan teguh pendirian.
Kita coba melihat perawat
dimasa sekarang, sungguh disayangkan segala pengorbanan yang dilakukan perawat
pada masa dahulu untuk mensejahterakan generasi perawat dimasa depan seperti
sia-sia, perawat dimasa sekarang kebanyakan lebih bersifat egois dan angkuh,
hal ini masih dapat kita temui di beberapa RS negeri, mereka merasa diri mereka
orang yang paling sibuk sehingga senyumpun tak kuasa mereka berikan, padahal
apapun kondisinya kita harus mengutamakan kenyamanan pasien, walaupun memang
pekerjaan perawat terhitung banyak, tetapi di zaman sekarang, tehnologi telah
canggih memungkinkan perawat untuk memcari informasi dan mengerjakan tugas lebih
mudah. Namun tetap saja, dengan kemudahan tersebut malah mereka selewengkan
untuk membuka media sosial seperti fb, twitter dll. Masih banyak perawat zaman
sekarang yang tidak menggunakan waktu luangnya untuk mendekatkan diri kepada
pasien, sungguh ironis sekali.
Sebagai seorang perawat, kita
harus benar-benar mampu membagi waktu dan pikiran kita untuk keluarga dan
pasien yang sedang kita tangani, bila kita telah berada di Rumah Sakit, focus
kita adalah bagaimana merawat pasien agar sembuh lebih cepat, pergunakan waktu
luang kita untuk sesekali berkunjung untuk mengakrabkan diri kepada pasien dan
keluarganya. Tanamkan sikap ikhlas dihati kita untuk menolong dan merawat
pasien serta untuk selalu memberikan senyum dan keramahan kepada pasien, entah
kita bekerja di bagian Rumah Sakit yang mana. Ikutilah pengabdian dan
pengorbanan perawat dimasa silam, jangan pernah menjadi perawat yang dicap
jelek oleh masyarakat karena kita tidak hanya membawa nama baik kita sendiri
tetapi juga nama baik perawat di seluruh dunia. Jadilah melati putih yang
memiliki jiwa seputih warnanya dan memiliki wangi yang harum seperti ulasan
senyum yang tulus yang kita berikan kepada pasien kita, melati yang memiliki
banyak manfaat seperti kita seorang perawat yang bisa bermanfaat dan membantu
bagi pasien dan orang-orang disekeliling kita, melati yang di jadikan symbol
kesucian seperti hati seorang perawat yang tulus membantu dengan segala
kekuatan jiwa dan raga. Jangan pernah menjadi melati yang layu, yang kehilangan
wangi dan warnanya, serta tidak sedap dipandang mata, ayo perawat masa depan
bangsa, mari kita jadikan profesi perawat sebagai profesi yang mulia dan
dikormati di sepanjang masa.
TEMA :
KEPERAWATAN
JUDUL :
MELATI HARAPAN YANG MULAI LAYU
KERANGKA KARANGAN :
A. PENDAPAT AWAL PENGARANG MENGENAI PROFESI
PERAWAT
B. PERAWAT DI MATA PENGARANG
C. FAKTOR YANG MEMBUAT PERAWAT TIDAK BEKERJA
SECARA OPTIMAL
D. PERAWAT DI MASA DAHULU
E. PERAWAT DI MASA SEKARANG
F. HARAPAN PENGARANG UNTUK MASA DEPAN PERAWAT